Jumat Agung – 18 Apr 2025

JUMAT AGUNG

Satu pokok dalam Kisah Sengsara yang dibacakan Jumat Agung ini (Yoh 18:1-19:42) dapat didalami lebih lanjut, yaitu kata-kata terakhir Yesus di salib, yakni “sudah selesai” (Yoh 19:30, Yunaninya “tetelestai”). Dalam kaitan itu baik diingat catatan Yohanes mengenai apa itu mengasihi “sampai pada kesudahannya” (Yoh 13:1, “eis telos”).

“SUDAH SELESAI” (Yoh 19:30)

Terpikir kata-kata Yesus “Sudah selesai!” (Yoh 19:30). Seorang rekan ingin memahaminya sebagai ungkapan rasa lega, penderitaan sudah lewat, rampunglah karya keselamatannya. Baik. Tapi rasanya kok tidak sreg dengan tafsir seperti itu. Kayak tontonan, layar turun, tamat, selesai, kukut, bubar. Kan aslinya di situ ada tertulis dalam bahasa Yunani “tetelestai”, dan bila tida keliru, dasarnya ialah kata “telos”, yakni tujuan akhir yang merangkum perjalanan dari awal, yang memberi arti pada semua yang telah dijalani. Begitu rasa-rasanya Yesus hendak mengatakan kini perjalanannya sudah terlaksana sampai utuh. Orang Jakarta bilang udah kecapai, kalau di Jawa ya wis klakon. Seperti versi Latin yang cespleng “consummatum est”, dengan dua “m” itu. Kan Latin consummatum itu dari consummare, con + summa, “merangkum semua jadi utuh”, dan bukan dari Latin consumere satu m, “menghabiskan” (makanan, waktu, duit) yang ada hubungannya dengan konsumsi.

Terjemahan Indonesia “Sudah selesai!” memang rasanya kurang pas karena hanya seperti mengatakan sudah tak ada apa-apa lagi. Mungkin “Sudah terlaksana!” atau ungkapan seperti itu akan lebih cocok. Bisa pula “Sudah terpenuhi!” Yang dimaksud Yesus tentunya mengatakan perjalanannya menjalani pengutusan untuk menyelamatkan kemanusiaan kini sudah terlaksana utuh, sudah terpenuhi….di kayu salib dengan penderitaan dan kematiannya. Dan penegasan bahwa demikian nanti akan terjadi dengan kebangkitan. Tetapi itu dipandangi nanti saja. Kini baiklah diresapi terpenuhinya, terlaksananya penebusan umat manusia lewat penderitaan dan wafat Yesus di kayi salib.

“MENGASIHI SAMPAI PADA KESUDAHANNYA” (Yoh 13:1)

Pada awal perjamuan menurut Injil Yohanes disebutkan bahwa Yesus mengasihi orang-orangnya yang di dunia ini dan betul mengasihi “sampai pada kesudahannya” (Yoh 13:1), Yunaninya “eis telos”, sampai tuntas, maksudnya sampai tujuan, sampai terlaksana utuh.. Apa ini semacam antisipasi atau padahan bagi kata-kata Yesus “tetelestai”, sudah terlaksana, yang diucapkannya pada saat terakhir di salib (Yoh 19:30) seperti dibicarakan di atas? Tentunya begitu. Bila demikian kedua ayat itu memang saling menjelaskan. Yesus mengasihi orang-orangnya sampai terlaksana peristiwa yang mengubah arah hidup mereka, dan hidupnya sendiri, begitu kan?

Jelas ada kaitan antara “tetelestai” (yakni “sudah terlaksana”) dengan “eis telos” (yakni “sampai tuntas”) yang diucapkan dalam jamuan makan penghabisan tadi (Yoh 13:1). Betul, dengan latar belakang itu, wafatnya di salib memberi makna pada “mengasihi orang-orang yang dipercayakan padanya yang kini masih ada di dunia”, artinya yang masih terancam kegelapan dan kekuatan jahat. Ia mengawani kita, menuntun kita berjalan melewati lorong-lorong hidup yang paling kelam. Kita boleh yakin tak bakal ditinggalkan oleh dia yang diutus oleh Bapa untuk membawa kami kembali kepada-Nya, ke sumber kehidupan, ke sumber terang.

Salam,
A. Gianto